Senin, 13 Januari 2014

Sejarah Dan Tradisi Lombok

Kerajaan Dan Tradisi

bentuk bangunan di Lombok mirip Bali
Pada awal abad ke-17, Kerajaan Karangasem dari Bali berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah barat Pulau Lombok dan pada tahun 1750 seluruh wilayah Pulau Lombok berhasil dikuasai kerajaan Hindu dari Bali itu. Dengan dikuasainya Pulau Lombok oleh Bali, maka orang-orang Bali berdatangan ke Lombok sekaligus membawa serta kebudayaan mereka ke Lombok. Namun pertentangan di antara keluarga kerajaan menyebabkan kekuasaan di Lombok terpecah menjadi empat kerajaan kecil. Pada tahun 1838, Kerajaan Mataram dari Jawa berhasil menguasai Lombok dan juga kemudian menaklukkan Kerajaan Karangasem di Bali. Mataram kemudian menyatukan Lombok dengan Karangasem di bawah kekuasaannya.
Di Lombok barat, Suku Sasak yang berada di wilayah itu dapat menerima kedatangan orang-orang Bali di wilayahnya dan kehidupan di antara kedua suku bangsa itu berjalan harmonis. Perkawinan antara orang Sasak dan Bali pada masa itu menjadi hal yang lumrah. Orang Sasak juga belajar dari orang Bali mengenai metode pengairan pertanian Subak.
Namun, keadaan tidak sama di Lombok Timur di mana kehadiran orang Bali ditentang oleh orang Sasak. Keadaan ini menimbulkan dua kali perlawanan orang Sasak terhadap kekuasaan orang Bali yang ada di wilayah itu, yaitu pada tahun 1855 dan 1871. Pada tahun 1891, para pemimpin suku Sasak di Lombok Timur minta bantuan kepada Belanda dan mengundang Belanda untuk menjadi penguasa di Lombok, menggantikan Bali.
Pada Juni 1894, Gubernur Jenderal van der Wijk membuat perjanjian dengan suku Sasak. Dengan alasan untuk membebaskan orang Sasak dari penjajahan Bali, van der Wijk kemudian mengirim pasukan dalam jumlah besar ke Lombok. Dan, pada tahun 1894 Belanda berhasil mengalahkan kekuasaan Bali di Lombok.
Pada masa kekuasaan Belanda di Lombok, khususnya pada sekitar tahun 1940-an, petani dipaksa untuk menjual lebih banyak padi dan beras sebagai bentuk pembayaran pajak oleh petani kepada penguasa Belanda. Hal ini menyebabkan jumlah beras bagi masyarakat menjadi berkurang sehingga menimbulkan kelaparan yang terjadi pada tahun 1938, 1940, dan 1949. Lombok merupakan kawasan yang rawan kelaparan, bahkan pada masa setelah kemerdekaan, yaitu pada tahun 1966 dan 1973.

Oleh-Oleh Khas Lombok

Ada banyak sentra kerajinan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Salah satunya yang cukup unik adalah kerajinan patung kayu di dusun Senanti, Desa Sukaraja, Kecamatan Jerowaru. Selain itu ada kerajinan tenun gedogan di Pringgasela. Keduanya daerah tersebut berada di Lombok Timur.

Wisata Kota Tua Ampenan

Setiap daerah selalu memiliki kawasan yang disebut sebagai “kota tua”. Ya, wilayah yang disebut kota tua ini biasanya menyimpan sejarah masa lampau baik melalui adat istiadat atau bangunan lamanya yang hingga sekarang masih kokoh berdiri. Kecamatan Ampenan adalah “kota tua”-nya Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di tempat inilah sejarah Lombok sekitar tahun 1800an dirajut.

Makanan Khas Lombok

Lombok tidak hanya kaya pantai yang indah. Pulau ini bukan hanya memanjakan para surfer, tapi juga penikmati kuliner. Ya, Lombok, Nusa Tenggara Barat memang surga pagi pecinta makanan. Terlebih makanan yang bercitara rasa pedas. Berikut adalah 10 kuliner pilihan khas pulau ini yang wajib Anda coba.
1. Plecing Kangkung

Minggu, 05 Januari 2014

Pantai Selatan Lombok

Pantai elaq-elaq
Lombok, sebuah pulau dengan dengan keindahan alam laksana surga yang berserakan di bumi. Kalimat itu rasanya memang tak berlebihan untuk menggambarkan kekayaan alam yang dimiliki oleh pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Bali ini. 
Di mata dunia internasional, wisata Pulau Lombok memang masih kalah dengan Pulau Bali, namun sebenarnya keindahan alam di Lombok bisa disandingkan dengan yang ada di Bali. Kali ini aku akan berbagi informasi tentang sebuah pantai yang masih jarang dikenal oleh banyak orang. Nama pantai itu adalah Pantai Ela-Ela atau ada yang menyebutnya Elaq-Elaq.